Saturday, November 10, 2018

KULINER KUY





Sebagai kabar yang mengejutkan di bulan November ini, dalam kurun waktu satu bulan berat badanku naik dratis. Dari yang mulanya jarum penunjuk angka timbangan stagnan di angka 50, kini beralih ke angka 60. Yups, berat badanku sekarang 60 kg.
Salah satu faktor penyebab yang membuatku subur makmur adalah kuliner malam setiap hari. Mulai dari soto, bakso, mie ayam, penyetan, nasi warteg, nasi goreng, burjo hampir setiap hari jadi andalan menu favorit. Kemarin, akhirnya kesampaian juga untuk makan di salah satu warung bakso yang sebetulnya udah lama pingin banget makan di tempat itu. Namun, sekilas kalau dilihat dari tampilan luarnya emang warungnya terkesan expensive. Kita yang berpredikat mahasiswa mikir-mikir ulang untuk menginjakkan kaki ke tempat itu.
Namun, ya itu don’t judge book by cover, kita gak akan tahu sebelum mencobanya sendiri. Setalah tahu sendiri baru boleh bilang begini begitu. Jadi, kemarin first try aku boleh kasih nilai delapan. Dari segi rasanya emang enak. Aku memesan satu porsi bakso. Kuahnya gurih dan baksonya berurat, dan ku bilang enak.
Tak hanya bakso, mie ayam juga tersedia di warung tersebut. Untuk harga per porsinya menurutku hampir-cukup-terjangkau. Harga bakso dan mie ayam kisaran Rp.17.000,00. Yah memang sedikit agak mahal dibandingkan dengan seporsi bakso yang ada di sekitar kampus sih. Tapi ya ada harga ada rasa. Untuk minum dan tambahan toppingnya, menurutku agak mahal. Untuk segelas es teh dibandrol dengan harga Rp.4.500, dan untuk toppingnya mulai dari harga Rp. 6.000. Aku memesan seporsi ceker ayam seharga Rp. 6.000., dan seporsi kriuk-kriuk yang harganya Rp.6.000., juga.
Untuk warungnya sendiri berada di kawasan jalan Sompok Lama, Semarang Selatan persis depan warung aneka sambal. Dari segi tempatnya enak buat sekadar makan ataupun nongkrong sebentar.
Nah, yang bikin beda dari tempat makan lainnya selama aku menjelajah di kota Semarang, di warung ini pelayannya memakai bahasa Jawa Krama. Mumet-mumet deh kalau yang gak tau dan paham bahasa Jawa. Tapi, tenang saja, pelayannya juga bisa berbahasa Indonesia. Ya, menurutku unik, baru kali ini aku menemui warung dengan pelayannya yang menggunakan bahasa Jawa. 
So, tempat ini rekomended banget buat pecinta bakso ataupun pecinta kuliner yang ingin dapet pengalaman baru.
Semoga bermanfaat.

Demak, 10 November 2018